Saham Indonesia Yang Akan Naik – KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Informasi penting bagi investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenaikan harga saham akan segera dimulai karena adanya laporan keuangan kuartal III 2022.
Sejumlah emiten saham di BEI sudah mulai menyampaikan laporan keuangan Q3 2022. Laporan keuangan yang positif telah berubah menjadi sentimen yang mendorong harga saham lebih tinggi.
Saham Indonesia Yang Akan Naik
Selama ini, belum banyak emiten yang menerbitkan laporan kinerja di Bursa Efek Indonesia (BEI). Empat di antaranya adalah PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Tanah Laut Tbk (INDX) dan PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA).
Kesepakatan As China Diundur Lagi, Igsg Melemah
Mengacu pada laporan keuangan empat penerbit EAST, ESSA dan ARNA berhasil meningkatkan pendapatan dan kinerja laba bersihnya pada periode sembilan bulan 2022. INDX mengalami nasib berbeda.
Misalnya, EAST dan ESSA mencatat pertumbuhan kinerja yang kuat. Pendapatan EAST meningkat sebesar 98,91% menjadi Rp 60,39 miliar untuk tahun berjalan (year-on-year), sedangkan laba periode berjalan meningkat sebesar 313,01% menjadi Rp 19,99 miliar.
Sementara itu, ESSA memperoleh $557,03 juta pada 9M 2022, naik 131,6% dari tahun ke tahun. Laba bersih ESSA bahkan meningkat 1183,9% dan mencapai $104,64 juta.
Ketua ESSA Chander Vinod Laroya mengatakan, lonjakan kinerja ESSA tidak lepas dari dinamika pasar dan harga komoditas. Lihat saja, harga amoniak ESSA riil melonjak 105% year-on-year menjadi US$902 per ton pada periode Januari-September 2022.
Adu ‘murah’ 7 Saham Batu Bara, Mana Yang Paling Oke?
“Keunggulan operasional yang berkelanjutan didukung oleh kenaikan harga amoniak dan LPG telah membantu ESSA mempertahankan kinerja yang kuat,” jelas Chander dalam keterbukaan informasi di BEI pekan lalu.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdulaziz Setu Wibow memperkirakan sebagian besar emiten di sektor-sektor yang industrinya sudah pulih memiliki peluang besar untuk mencapai kinerja memuaskan di kuartal III 2022. Azis melihat prospek cerah kinerja di sektor komoditas dan perbankan.
Azis menilai penurunan IHSG saat ini sebenarnya bisa menjadi langkah untuk menggalang saham-saham yang underperformed pada laporan kuartal III. Asis menjadi kandidat saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan potensi kenaikan harga 10%-15%.
Selain ASII, Aziz menyarankan pelaku pasar mencermati saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Skydrugz Corner: Industri Ban Di Indonesia
Hal senada disampaikan Vice President Infovesta Utama Vavan Hendrayana. Ia memperkirakan kinerja penerbit dan penerbit batu bara di sektor-sektor yang diuntungkan dengan dibukanya kembali kegiatan sosial akan dibatalkan pada laporan triwulan III 2022.
Wawan juga merupakan calon eksportir perbankan, otomotif dan transportasi. “Diuntungkan dengan dibukanya kegiatan ekonomi dan mobilitas masyarakat. Tapi yang nomor satu yang akan tetap spektakuler adalah batu bara,” ujarnya.
Saham ASII, ADRO dan ITMG juga merupakan emiten dan saham terpilih Vavan. Selain itu, Wawan merupakan calon PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan perbankan.
Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono juga memperkirakan sebagian besar penerbit masih bisa meningkatkan kinerjanya, setidaknya dari sisi pendapatan.
Ada Rdg Bi, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Dan Proyeksi Ihsg Pekan Depan
Namun, Agus memiliki sejarah sebagai eksportir konsumen. “Untuk emiten yang banyak utang berdenominasi dolar, kemungkinan besar akan membukukan kerugian kurs,” kata Agus.
Demikian rekomendasi saham untuk ditradingkan hari ini Selasa 18 Oktober 2022. Ingat disclaimer, semua resiko yang terkait dengan rekomendasi saham di atas adalah milik Anda.
Sebagai ucapan terima kasih atas perhatiannya, terdapat voucher gratis senilai donasi yang dapat digunakan untuk berbelanja di toko KONTAN. Karyawan berjalan melewati layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. JCI dicuci selama enam hari berturut-turut. Dalam sepekan, IHSG turun 3,02% menjadi 6.814,53.
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar saham suram, yang tercermin dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JCI dicuci selama enam hari berturut-turut. Dalam sepekan, IHSG turun 3,02% menjadi 6.814,53.
Indeks Saham Adalah: Apa Itu Dan Fungsi Indeks Saham Dalam Investasi
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata volume perdagangan pekan lalu naik 2,72 persen dari 23,41 miliar saham menjadi 24,05 miliar saham. Namun kapitalisasi pasar mengalami penurunan sebesar 2,43 persen dari Rp9.234,68 triliun menjadi Rp9.009,95 triliun.
Rata-rata jumlah transaksi harian juga turun 4,82% dari 1224595 transaksi minggu lalu menjadi 1165599. Rata-rata nilai perdagangan harian bursa juga turun 7,09% dari 12,92 triliun rupiah menjadi 12 triliun rupiah.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menegaskan selain sentimen pasar global yang negatif, tekanan juga datang dari arus keluar modal yang meningkat lebih dari Rp 1,1 triliun di pasar normal. Perdagangan yang relatif tenang menunjukkan bahwa pasar bersedia menunggu dan melihat dan menunggu kondisi yang lebih menguntungkan.
Pasar khawatir dengan data inflasi yang tinggi dari Amerika Serikat (AS), yang akan mendorong Federal Reserve untuk melanjutkan kebijakan agresifnya tahun depan. Bank Indonesia (BI) juga berpeluang mengantisipasi kenaikan suku bunga.
Cuan Maksimal, Pelajari Dulu Perhitungan Nilainya Dalam Berinvestasi Saham .:: Sikapi ::
Langkah tersebut berpotensi meminimalisir tekanan terhadap rupiah yang terus melemah selama ini. Sementara itu, nilai tukar rupiah saat ini sudah menembus level Rp 15.400 per dolar AS.
“Dalam jangka pendek mungkin bisa meredakan tekanan outflow terhadap IHSG, tapi potensi upside-nya akan terbatas. Mungkin jika rupee mulai stabil, IHSG baru bisa bergerak maju,” kata Pandu. Kontan.co.id, Minggu (16/10).
BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Oktober 2022. BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,5% hingga 4,75%, prediksi Pando.
Artinya, Pando memperkirakan akan ada kenaikan antara 25 basis poin (bps) – 50 bps. Hingga bulan lalu, BI telah menaikkan suku bunga repo 7 hari (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25%.
Saham Tersangkut Di Level Gocap? Bei Akan Lakukan Upaya Ini
Kepala Riset Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, rilis data inflasi utama AS berdampak signifikan terhadap pasar saham. Pelaku pasar melepaskan risiko dengan mencermati data, yang akan menentukan seberapa besar kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya.
Sherrill berspekulasi dalam RDG BI nanti, suku bunga akan naik 25 bps, sehingga selisih suku bunga dengan AS tidak melebar. “Koreksi yang terjadi di Indonesia karena dampak sentimen negatif dunia. BI kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga dan itu bisa menjadi sentimen positif,” jelasnya.
Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana juga melihat peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps mengingat inflasi sudah naik menjadi 5,95 persen. Hingga akhir tahun, dia memperkirakan BI akan terus menaikkan suku bunga antara 25 hingga 50 bps untuk mengendalikan inflasi.
Praska Potrantio, CEO Edvisor.id, punya pandangan berbeda. Dia memperkirakan BI7DRR akan tetap di level 4,25%, artinya bulan ini tidak ada kenaikan. Itu karena kenaikan suku bunga bulan lalu telah memproyeksikan tingkat inflasi pada September 2022 yang merayap di sekitar 6 persen.
Wawasan Mingguan Pasar Indonesia: Volatilitas Pasar Modal Kembali Naik . . . Akankah Kembali Mereda?
Lebih lanjut, Praska memperkirakan nilai tukar rupee akan relatif stabil di kisaran Rs 15.000-15.500, meski ada lonjakan imbal hasil obligasi AS 10 tahun dan di atas 4%. “Dampaknya terhadap IHSG adalah tekanan karena lebih merespon sentimen regional yang diperkirakan akan melemah,” ujar Praska.
Berdasarkan perhitungan Praska, IHSG akan terus melemah hingga sepekan ke depan dengan bergerak di area 6750-6873. “Aliran modal dari investor asing tampaknya melanjutkan aksi jual yang diperkirakan terus menekan IHSG,” tambah Praska.
Setelah penutupan enam hari berturut-turut di zona merah, Pando melihat IHSG masih membentuk bearish candle. Jika terjadi koreksi lebih lanjut, support kuat IHSG selanjutnya diperkirakan berada di kisaran 6.509-6.640, sedangkan resistance berada di 7.135.
Sementara itu, Raditya menghitung skenario terburuk penurunan IHSG bisa menyentuh zona 6.500-6.600. Untuk skenario rata-rata, penurunan IHSG bisa berhenti di 6800. “Setelah koreksi ini terjadi, kami perkirakan IHSG akan mencapai level tertinggi baru lagi,” ujar Radithia.
Saham Emiten Produsen Beras, Cek Rekomendasinya!
Sebagai pembuka, pada perdagangan Senin (17/10), Raditya memiliki potensi retracement terbatas hingga level 6900-6950. Untuk pergerakan selanjutnya, kita masih perlu mengkonfirmasi apakah akan terjadi retracement di 6800 atau hanya retracement sesaat ke level 6500-6600. Rekomendasi saham
Melihat kondisi pasar saat ini, Raditya juga berpesan kepada pelaku pasar untuk mencermati sektor konsumen non-siklis dan sektor konstruksi. Pasalnya, permintaan penerbit sektor berkala diperkirakan tidak akan berubah secara signifikan, karena sebagian besar masyarakat akan fokus pada pemenuhan kebutuhan pokoknya.
Untuk sektor konstruksi, secara historis pendapatan dan laba bersih akan meningkat pada kuartal keempat. “Juga fenomena akhir tahun, dimana pemerintah akan menyerap dananya untuk pembangunan,” ujar Radithia.
Raditia juga mengusulkan untuk membeli saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA).
Hal Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Mulai Bermain Saham
Sementara itu, analis riset FAC Sekuritas Visnu Prambodi Vivu menegaskan di tengah reformasi yang sedang berlangsung, pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum beli di tengah pelemahan emiten dengan fundamental yang baik.
Selain itu, musim rilis laporan keuangan kuartal III 2022 sudah semakin dekat. Visnu berpesan kepada pelaku pasar untuk memberikan perhatian serius terhadap kinerja dan pergerakan saham emiten bank, terutama emiten yang bermodal besar (bank besar).
Selain perbankan, sektor komoditas juga masih mengharapkan pertumbuhan laba yang relatif kuat di kuartal ketiga, tambah Pandu. Musim pelaporan keuangan ini bisa menjadi magnet bagi investor dan mendorong IHSG kembali naik.
Saran Pandu, perhatikan baik-baik saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia (ADRO). , PT Panin Financial Tbk (PNLF) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).
Istilah Dalam Saham Yang Wajib Dipahami Investor Pemula, Apa Saja? — Stockbit Snips
Sherrill juga memasukkan PNLF sebagai pick-up favorit dengan target harga Rs 685 dan Rs 780. Saham lain yang menarik untuk dijemput adalah PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).
Sementara Praska punya catatan. Menurutnya, jika ingin fokus pada jangka menengah, sebaiknya lakukan rata-rata yang lebih rendah untuk memprediksi pergerakan pasar saham ke depan yang masih didominasi oleh sentimen negatif.
Praska pun menyarankan untuk menggunakan jurus ini
Saham yang diperkirakan akan naik, saham kecil yang akan naik, mengetahui saham yang akan naik, saham yang akan naik, info saham yang akan naik, mencari saham yang akan naik, saham receh yang akan naik, perkiraan saham yang akan naik, saham yang akan naik besok, pasar saham yang akan naik, analisa saham yang akan naik, saham yang akan naik 2022